Hari ini bebenah, nemuin guntingan koran tentang QB bookstore. Hmm. Sudah in memoriam toko buku ini. I wanna tell why I still save this paper.
Untuk berkarir di Jakarta seringkali aku tolak, banyak kali, aku emoh berkarir disana, toh aku di bawa arus kehidupan untuk kesana juga. Seringkali apa yang aku minta diberi oleh Allah SWT. Dan... karena Allah sayang aku jua, diberi aku sesuatu yang aku tolak mati-matian. Jodoh, tempat berkarir, kuliah malam, kehidupan pesantren... etc. Seperti karir di Jakarta.
Ketika itu perusahaan gede di kantor cabang Surabaya tempatku bekerja terpecah dan aku diminta untuk pindah ke Bali, hmm.. aku mendapat tawaran boss lama untuk membantunya di Jakarta. Hmm... Bali atau Jakarta?? Aku lebih memilih Jakarta. Sederhana, sekian kali aku menolak untuk ke Jakarta, sekian kali pula tawaran datang. Akhirnya Juli 2001 aku ke Jakarta.
Karena dari kecil Bapak Ibu sudah berlangganan Kompas, di Jakarta aku langganan Kompas untuk hari Minggu saja. Hari biasa baca Kompas di kantor, dan Kompas Minggu bisa bikin fresh penuh inspiratif. Selain itu, bisa aku gunting-gunting. Hehehe... maklum, kebiasaan kliping dari kecil susah ilang. Ibu bilang 'kalau gak bisa beli buku, kliping saja.'
Nah.. di Kompas Minggu 12 Agustus 2001, di rubrik kehidupan, dikupas abis tentang "Membaca itu perlu dan 'Enaaak'...". Aku terobsesi dengan artikel ini. Emang tobaaattt deh. Semua toko buku yang dijadiin referensi itu maunya aku datengin semua.
Berhubung awal awal masih menginap di Tanteku di Rawamangun, pas ada saudara lain datang dan menginap juga, aku diajak jalan. Nah.. ini dia. Dia kan saudaraku juga toh... satu buyut kitanya, tapi jarang banget ketemu, meski dengan keluarganya yang lain aku kenal dekat juga. Aku bahkan sempet mondok setahun di pesantren adiknya di Solo setahun. Waktu setahun itupun aku gak ketemu dia meski dia kuliah di Jogya. Sama Tante aku disaranin, ya sudah biar di antar dia aja. Dia hapal Jakarta, karena bapak ibunya pernah tinggal di Kalibata. Aku pikir dia hapal Jakarta, aku putusin untuk ke QB World yang di jln. Sunda saja, berdua dengan dia pakai mobil Tante. Guntingan Kompas Minggu itu aku bawa, buat petunjuklah.. Setelah cari cari sambil nunjukin ke Satpam di Gedung Bakmi GM. Hmm... tempat itu cozy banget. Biarpun malam minggu, ramai juga. Persis apa kata Kompas. Bagi orang daerah pecinta buku seperti saya, nemuin toko buku seperti QB itu likes wake up in heaven. Bersyukur banget. Saudaraku yang juga tukang baca, lebih banyak tahu tentang buku buku disitu.
Meski seneng di QB, ada pahitnya juga habis dari QB, saudaraku ngajak ke Blok M tempat dia suka hang out. Ya ampun... waktu itu gak taunya lagi rame rame razia plat nomer non original. Kita kena tilang gara gara itu keluar dari QB di bunderan HI. Ampuuunn deh. Kami tak tahu tentang razia itu. Yup... budaya suap dipake juga. Kita suap Rp. 50.000,-, mau. Terus berlanjut ke blok M, lewat Senayan. Ya ampuuuunnn... di sana ada juga razia. Kena lagi kita. Suap lagi, go-ban lagi. Akhirnya malam itu saudaraku keluar duit cepekceng. Saudaraku itu bolak balik dia ngedumel "Sapi sapi..." Yang sapi siapanya... polisinya? Hehehe... do you know... ternyata... seperti aku bilang di atas, saudaraku ini lagi pedekate ke aku. Dialah suamiku. So.. QB memang penuh kenangan bagi kami berdua.
Awal balik ke Jakarta 2007 lalu sempet kecele. Sudah dengan planning dan semangat yang menggebu mau hang out dan cari buku yang aku perlukan yang aku tahu pasti ada di QB Jl. Sunda sebelah Sarinah Plaza, Astagfirullah...sayang ya. Akhirnya ke QB Kemang... tak adalah kenangan disana.
Ini guntingan koran itu.. Semua toko buku yang ada ditoko itu sudah aku datengi, selain yang di Bandung, karena tiap ke Bandung sama orang orang yang bukan pembaca tapi sama shopper alchoholic... yach.. ke Bandung sering ke FO jadinya. Tapi dari guntingan itu aku tetep inget waktu toko buku Ku/bu/ku diliput di tivi...
Sekarang... eh kok masih nongol lagi si guntingan Kompas ini. Jadi cuma bisa dreaming and dreaming... soalnya mana ada toko buku di kota kecilku ini seperti toko toko buku di Kompas itu. Mimpi kali yeeee.... hehehe. Emang, seringkali aku mimpi bikin toko buku dengan konsep kaya QB di kota kecil ini. Uhh... dasar Sang Pemimpi. Sayangnya tak setangguh si Arai dan si Ikal yang mati matian mewujudkan mimpinya...
Yupp... that's all.
Baca juga ini nih...
http://bdarma.multiply.com/journal/item/111.
http://kancutmerah.wordpress.com/2006/10/03/menutup-qb-richard-oh-angkat-
koper/www.ekakurniawan.com/blog/membaca-buku-di-toko-buku
http://bz.blogfam.com/2007/10/baca_buku_di_toko_buku_boleh_n.html
Dari kota kecil "trenggalek" dengan view sesejuk ini dipagi hari, lihatlah hasil 'cetak-cetik' n click jari jemariku... wish u enjoy its... suwun...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
tulisan baru
hadeeeh... gw dari dulu suka nulis.. jangan dibilang kena fb, wa gw gak pernah nulis. emang gw gak suka nyetatus... riskan kalo blog ...
-
egitiga emas Sudirman. Buat saya, yang disebut Segitiga emas Sudirman, kalo dilihat di peta dan realitinya khusus pejalan kaki , Sudirman-...
-
Sashiko, this is a hand embroidery style from Japanese which I choose for my first project for make a table runner. It is look simple, but ...
No comments:
Post a Comment