Si mbak hari ini libur. Mbak Ti, yang sudah 12 (baca: dua belas tahun, hehehe) mengabdi ke ibu mertuaku , hari ini gak masuk. Kemarin rumah ibu mertuaku, tempat aku tinggal menemani beliau yang sudah sulit berjalan karena stroke, dipakai tempat acara. Seperti biasa, dimanapun rumah kalau ada acara sebelum-sebelumnya, rumah sedikit ribet alias repot. Maklum, ratusan orang keluar masuk dirumah ibu. Mbak Ti kayaknya kecapekan, masakannya gak sempet terhidang, dan minta libur hari ini. Hehehe... dia memang aku beri jatah 1 (satu) hari libur dalam seminggu.
Yup... karena kebetulan kemarin dah sempet belanja, hari ini aku bikin menu yang simpel aja.
Sambel terasi,
tahu tempe goreng,
ikan cucut goreng,
lalap daun ketela rambat + kacang panjang
dan sayur lodeh kacang panjang,
plus krupuklah... wajib itu.
Hmm... gak tahunya tandas juga. Maklum, kami jarang makan daging-dagingan, daging sapi atau kambing maupun ayam. Selain berat dikantong hehehe, bangkrut juga kalo tiap hari harus berdaging untuk minim 10 orang yang dahar minim 2 kali sehari.
Kemarin siang kami tidak masak, tapi bergabung dengan brokohan atau selamatan untuk pemberangkatan pendaftaran cabup dan cawabup yang diberangkatkan dari rumah kami. Brokohan pun sederhanan menunya.
Ayam lodho
Urap
Sayur tahu tempe.
Tandas juga. Super tandas, karena banyak yang mencari berkah dari brokohan yang sudah didoakan oleh banyak kyai diruang tamu. Tamu tamu riang gembira menghabiskan brokohan biarpun lodhonya tinggal tulang belulang.
Nah... karena yang mengantar ada 100 lebih kendaraan sekabupaten, chef (ceile.. Pak Rukani selain komandan pasukan juga tukang masak, hehe), sudah menyiapkan nasi kotak 1500 kotak. Menunya? Sederhana juga.
Ayam goreng,
Kemarin siang kami tidak masak, tapi bergabung dengan brokohan atau selamatan untuk pemberangkatan pendaftaran cabup dan cawabup yang diberangkatkan dari rumah kami. Brokohan pun sederhanan menunya.
Ayam lodho
Urap
Sayur tahu tempe.
Tandas juga. Super tandas, karena banyak yang mencari berkah dari brokohan yang sudah didoakan oleh banyak kyai diruang tamu. Tamu tamu riang gembira menghabiskan brokohan biarpun lodhonya tinggal tulang belulang.
Nah... karena yang mengantar ada 100 lebih kendaraan sekabupaten, chef (ceile.. Pak Rukani selain komandan pasukan juga tukang masak, hehe), sudah menyiapkan nasi kotak 1500 kotak. Menunya? Sederhana juga.
Ayam goreng,
Sambel goreng kentang,
Nasi.
Sambal.
Ada juga menu untuk acara diba'an (menyanyi lagu-lagu sholawat) seperti kemarin aku datangi di Karangnongko, Kamulan, Durenan Trenggalek. Surprised... menunya kaya acara mantu, acara pernikahan.
Kue suguhan.
Pertama datang di karpet sudah ada kue kue, kue donat, bolu kukus, kue kering dalam plastik. Semua kue dibungkus plastik. Dulu kue suguhan seringkali kue basah atau kue kering tanpa plastik. Aduh, jaman sekarang serba dibungkus plastik, sayang ya. Minum kami disuguh teh hangat, untuk para kyai diberi suguhan kopi.
Main menu.
Lalu kami ke masjid. Sedikit perkenalan, sambutan dan denger 1 dua lagu diba' yang subhanallah.. keren, kami kembali ke rumah singgah. Disana disuguh lagi nasi soto / atau apa ya... nasi, kuah bening, banyak daging ayam, dan sambal. Hmm... beneran, makanan desa itu seringkali sedap.
Desert.
Kemudian, masih ada lagi. Minuman puding yang disuguh dalam mangkok mangkok kecil, ini semacam desert.
Sambil ngobrol pun kami masih di minta untuk mencicipi makanan suguhan. Maturnuwun sanget... trima kasih banyak. Hihihi... begini ini, rizki kita. Overload atau tidak.. kita harus pandai pandai mengatur isi perut. Hehehe.
Ups.. sure... yang terpikir pertama, menu seperti ini untuk diba'an tingkat desa? Alhamdulillah... makmur sekali. Ini dilakukan periodik setiap minggu bergilir tiap kelompok. Perkelompok ada 15 orang diba', satu desa 12 kelompok.
Nasi.
Sambal.
Ada juga menu untuk acara diba'an (menyanyi lagu-lagu sholawat) seperti kemarin aku datangi di Karangnongko, Kamulan, Durenan Trenggalek. Surprised... menunya kaya acara mantu, acara pernikahan.
Kue suguhan.
Pertama datang di karpet sudah ada kue kue, kue donat, bolu kukus, kue kering dalam plastik. Semua kue dibungkus plastik. Dulu kue suguhan seringkali kue basah atau kue kering tanpa plastik. Aduh, jaman sekarang serba dibungkus plastik, sayang ya. Minum kami disuguh teh hangat, untuk para kyai diberi suguhan kopi.
Main menu.
Lalu kami ke masjid. Sedikit perkenalan, sambutan dan denger 1 dua lagu diba' yang subhanallah.. keren, kami kembali ke rumah singgah. Disana disuguh lagi nasi soto / atau apa ya... nasi, kuah bening, banyak daging ayam, dan sambal. Hmm... beneran, makanan desa itu seringkali sedap.
Desert.
Kemudian, masih ada lagi. Minuman puding yang disuguh dalam mangkok mangkok kecil, ini semacam desert.
Sambil ngobrol pun kami masih di minta untuk mencicipi makanan suguhan. Maturnuwun sanget... trima kasih banyak. Hihihi... begini ini, rizki kita. Overload atau tidak.. kita harus pandai pandai mengatur isi perut. Hehehe.
Ups.. sure... yang terpikir pertama, menu seperti ini untuk diba'an tingkat desa? Alhamdulillah... makmur sekali. Ini dilakukan periodik setiap minggu bergilir tiap kelompok. Perkelompok ada 15 orang diba', satu desa 12 kelompok.
Next to be continued... about these event... i wanna write about it.. but ntar dah usaha minta copy foto-fotonya. Aku hunting surat kabar dulu... next.
Line internetnya mau dipake dan mau nyuci jg... hihihi, siang-siang nyuci.
No comments:
Post a Comment